oleh Anang YB
Anggaplah penulis biografi Anda—atau Anda sendiri lah yang menulis biografi itu—sudah menyelesaikan naskah biografi itu. Anda sudah sepakat dan bisa menerima hasil penyuntingan, tambahan foto, dan desain awalnya. Anda pun mungkin sudah berfoto untuk desain kovernya.
Lantas, bagaimana cara untuk menerbitkan buku biografi itu?
Tidak seru dong kalau sebuah buku biografi hanya dicetak sepuluh biji dan disimpan di rak buku sendiri. Anda perlu untuk menyebarkan kisah inspirasi dari buku biografi itu ke lebih banyak orang. Tentu saja Anda perlu cari cara untuk menerbitkan buku biografi Anda.
Apakah penulis biografi dapat membantu untuk menerbitkan buku biografi?
Mestinya bisa. Penulis biografi profesional mempunyai relasi dan solusi untuk mewujudkan naskah Anda itu menjadi sebuah buku yang elegan dan layak dibaca oleh lebih banyak orang.
Kalau dia tidak bisa? Berarti Anda salah dalam memilih penulis biografi, hahaha ….. Enggak kok. Artikel pendek ini akan memberikan pedoman untuk Anda yang ingin tahu cara menerbitkan buku biografi.
Ada tiga pilihan untuk Anda yang ingin menyebarkan naskah kisah hidup Anda pada pembaca. Ini dia penjelasannya.
Beberapa buku biografi yang saya susun pada akhirnya terbit melalui penerbit umum nasional. Sebut saja buku kisah hidup Petualang Indonesia, Franky Kowaas dan buku memoar seorang ODHA yakni Hartini.
Buku itu memang saya susun dan rancang sejak awal untuk terbit melalui penerbit bergengsi yakni grup Kompas Gramedia. Mengapa harus pilih-pilih penerbit? Karena terkait dengan nama baik klien, keluasan pemasaran, dan branding penerbitnya. Penerbit yang sudah mapan juga menjanjikan pembayaran royalti yang jujur, kepastian distribusi, kualitas kontrol desain dan isi buku yang memadai, dan relasi yang profesional.
Maka, penting buat Anda saat mencari seorang penulis biografi pastikan dia memiliki jejaring yang kuat dengan editor senior dari penerbit-penerbit nasional berkualitas.
2. Terbitkan sendiri
Apakah karena naskahnya jelek lantas diterbitkan sendiri? Ah, bukan begitu logikanya. Seringkali sebuah naskah biografi memuat konten yang memang hanya cocok untuk dikonsumsi internal. Sebut saja buku yang saya buat untuk Airnav Indonesia maupun untuk ASABRI. Buku itu sangat bagus karena memuat inspirasi kepemimpinan di ASABRI dan ketangguhan para karyawan ATC di Airnav. Ini berlaku juga untuk naskah biografi Rektor Universitas Negeri Gorontalo yang saya susun dan akhirnya diterbitkan oleh penerbit kampus itu.
Sebetulnya buku-buku itu sangat layak untuk dibaca masyarakat umum. Namun, nilai-nilai di dalam buku itu sangat unik menggambarkan sisi dalam perusahaan. Maka, mereka memutuskan sebagai bacaan internal saja.
Tentu saja, meskipun diterbitkan internal, namun kualitas konten, kualitas desain, dan kualitas penyuntingan harus memenuhi standar penerbitan umum. Pemberi jasa penulisan buku biografi akan memiliki tim untuk melakukan proses pracetak itu dengan profesional.
3. Bekerja sama dengan penerbit
Adakah solusi di antara keduanya? Anda menginginkan buku itu terbit secara internal namun memuat label penerbit umum yang memiliki ISBN?
Sangat bisa. Buku Anda dapat terbit di elexmedia Komputindo, misalnya, tanpa masuk toko buku.
Kerjasama ini sangat umum terjadi. Anda dapat berdiskusi dengan pihak penerbit, memastikan kapan Anda akan memakai atau launching buku itu, kebutuhan cetak berapa, apakah desain dilakukan oleh Anda sendiri, atau tim penulis, atau oleh penerbit.
Apa keuntungan dari model kerja sama ini? Tentu saja Anda akan mendapat dukungan penyuntingan naskah, desain, dan saran-saran profesional dari editor senior dan timnya. Buku Anda pun memiliki ISBN, dan sewaktu-waktu Anda ingin meluncurkan buku itu ke publik, Anda tinggal melangkah satu step lagi tanpa memproses dari nol kembali.
Nah, cukup memberikan gambaran tentang cara menerbitkan buku biografi? Sukses untuk Anda dan kisah yang Anda tuliskan.
Anang YB – Penulis Biografi Profesional 08159904562.
