Ernest Hemingway, salah satu penulis besar abad ke-20, terkenal dengan gaya penulisannya yang sederhana, padat, dan penuh makna. Salah satu cerpennya yang paling ikonik, “Hills Like White Elephants” (Gajah-Gajah Putih), menjadi contoh sempurna bagaimana sebuah cerita singkat bisa meninggalkan kesan mendalam melalui teknik penulisan “show, not tell” dan penggunaan kiasan. Dalam cerpen ini, Hemingway tidak pernah secara eksplisit menjelaskan konflik utama yang dihadapi oleh karakter-karakternya, tetapi membiarkan pembaca menarik kesimpulan mereka sendiri. Jika Anda ingin menulis cerpen singkat dengan gaya serupa, berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda terapkan:
1. Gunakan Teknik “Show, Not Tell”
Hemingway adalah master dalam teknik “show, not tell” — teknik yang memungkinkan pembaca untuk merasakan suasana, memahami emosi, dan mengenal karakter tanpa diberitahu secara eksplisit apa yang terjadi. Dalam “Hills Like White Elephants,” misalnya, Hemingway tidak pernah mengatakan secara langsung bahwa karakter utama sedang membahas aborsi, tetapi hal ini tersirat melalui dialog dan deskripsi situasi mereka.
Tips untuk Menerapkan Teknik Ini:
- Fokus pada dialog yang realistis dan alami. Biarkan karakter Anda berbicara seperti manusia nyata, dengan semua nuansa dan kehalusan emosionalnya.
- Gunakan gerak-gerik fisik, bahasa tubuh, dan reaksi non-verbal untuk mengungkapkan emosi karakter. Misalnya, daripada menulis “Ia merasa marah,” tunjukkan kemarahannya dengan tindakan seperti “Ia mengepalkan tangan, rahangnya mengeras.”
- Berikan petunjuk atau detail yang cukup bagi pembaca untuk menyimpulkan sendiri apa yang terjadi atau apa yang dirasakan oleh karakter. Jangan berikan informasi secara gamblang.
2. Manfaatkan Kiasan untuk Menghadirkan Makna Ganda
Hemingway menggunakan kiasan secara efektif dalam cerpennya. Judul “Hills Like White Elephants” sendiri merupakan metafora yang kaya makna, bisa diartikan sebagai keindahan yang tak terjangkau atau masalah yang diabaikan namun mengintai, tergantung pada interpretasi pembaca.
Tips untuk Menggunakan Kiasan:
- Gunakan kiasan atau simbol yang tidak terlalu jelas tetapi memiliki resonansi emosional. Sebuah objek atau pemandangan bisa memiliki makna yang lebih dalam bila ditempatkan dalam konteks yang tepat.
- Biarkan simbol atau kiasan berkembang secara alami dalam cerita. Jangan terlalu memaksakan interpretasi tertentu; biarkan pembaca menemukan makna sendiri.
- Pilih elemen visual yang kuat dan berulang untuk menambah kedalaman cerita Anda. Sebuah elemen visual bisa menjadi lambang dari emosi atau tema cerita, seperti halnya bukit-bukit di cerpen Hemingway.
3. Biarkan Dialog Membawa Cerita
Dalam cerpen Hemingway, dialog bukan hanya pertukaran kata, tetapi juga pertukaran pikiran, perasaan, dan keinginan yang tersembunyi. Dialog dalam “Hills Like White Elephants” memiliki kedalaman karena apa yang tidak dikatakan sama pentingnya dengan apa yang dikatakan.
Tips untuk Menulis Dialog yang Efektif:
- Jangan mengungkapkan semua hal secara langsung. Gunakan dialog untuk membangun ketegangan atau menunjukkan konflik tersembunyi.
- Gunakan jeda dan keheningan dalam dialog untuk menyiratkan sesuatu yang lebih dalam. Keheningan bisa menekankan ketidaknyamanan atau ketegangan antara karakter.
- Pastikan setiap kata dalam dialog memiliki tujuan. Dalam cerita singkat, setiap kalimat harus menggerakkan cerita maju atau mengungkapkan sesuatu tentang karakter atau situasi.
4. Padatkan Cerita, Buang yang Tidak Perlu
Hemingway dikenal dengan prinsip “iceberg theory” atau “teori gunung es,” di mana sebagian besar makna cerita tersembunyi di bawah permukaan teks. Dalam cerpen singkat, penting untuk menjaga agar setiap kata, kalimat, dan paragraf berkontribusi terhadap tema atau plot.
Tips untuk Menerapkan Prinsip Ini:
- Tinjau ulang draf cerita Anda dan potong semua yang tidak perlu. Setiap deskripsi, dialog, atau narasi harus berfungsi untuk memperkaya cerita.
- Fokus pada satu atau dua tema utama. Jangan mencoba menangani terlalu banyak hal sekaligus dalam cerita yang pendek.
- Biarkan beberapa hal tetap tidak terucapkan. Terlalu banyak penjelasan bisa merusak misteri dan kedalaman cerita.
5. Percayakan Cerita Anda kepada Pembaca
Hemingway mempercayai kecerdasan pembacanya dan memberikan ruang bagi mereka untuk menarik kesimpulan sendiri. Dalam “Hills Like White Elephants,” ia tidak menjelaskan latar belakang atau motif karakter dengan jelas, tetapi memberikan cukup petunjuk bagi pembaca untuk membentuk pemahaman mereka sendiri.
Tips untuk Menerapkan Pendekatan Ini:
- Jangan meremehkan pembaca Anda. Percayalah bahwa mereka mampu membaca antara baris dan memahami apa yang tersirat.
- Berikan akhir yang terbuka atau ambigu jika perlu. Cerpen singkat tidak selalu harus memiliki resolusi yang jelas; kadang-kadang, yang paling kuat adalah yang membiarkan pembaca memikirkan akhir ceritanya.
- Hindari terlalu banyak eksposisi. Biarkan pembaca bekerja untuk memahami cerita Anda, sehingga mereka lebih terlibat dan berinvestasi dalam cerita yang Anda ciptakan.
Anda memerlukan bantuan menyunting naskah novel atau cerpen dengan kualitas tinggi? Manfaatkan jasa menyunting dari Anang YB
Kesimpulan
Menulis cerpen singkat yang efektif ala Hemingway memerlukan ketepatan, kepekaan, dan kepercayaan diri dalam penggunaan kata-kata. Dengan menerapkan teknik “show, not tell,” memanfaatkan kiasan, fokus pada dialog, dan mempercayakan pembaca untuk menemukan makna sendiri, Anda dapat menciptakan cerita yang singkat namun memikat dan penuh arti. Seperti halnya “Hills Like White Elephants,” biarkan cerita Anda menjadi gunung es yang hanya sebagian terlihat di permukaan, tetapi memiliki kedalaman yang luas di bawahnya.