Haloo ….
Siapa tempo hari yang meminta contoh pentigraf ya? Ayo angkat telunjuk. Memang menulis pentigraf itu gampang-gampang nikmat. Tema bisa apa saja dan nulisnya tidak banyak. Itulah sebabnya cara menulis pentigraf pun tidak terlalu sulit. Justru tantangan menulis pentigraf adalah keterbatasan jumlah paragraf yang pasti pas, yakni tiga paragraf saja.
Nah, buat kalian yang menemukan contoh pentigraf ini sebelum membaca panduan menulis pentigraf, silakan mampir dulu ke artikel Cara Menulis Flash fiction Pentigraf.
Oke, mau baca contoh pentigraf sekarang? Ini nih, pentigrafi karya sahabat saya, Merry. Boleh kok contoh pentigrafi ini kalian review di media sosial …. Selamat membaca ya.
Ayah Siaga
Oleh: Merry Srifatmadewi
Pulang dari pasar tradisional dengan membawa jinjingan sayur-mayur dan daging, aku menuju apartemen, dari kejauhan kudengar bunyi sirene meraung-raung. Betapa terkejutnya aku melihat orang-orang berhamburan keluar dari apartemen yang kuhuni. Semua orang menengadahkan kepala, main tengok-tengokan ke arah gedung. Aku hanya melihat sepintas. Tidak ada waktu untuk berpikir panjang. Tidak ada penghuni duduk-duduk santai di lobi. Cepat kubuka pintu kaca menuju lift dengan menyentuh kartu akses. Aduh …, lift mati total. Bunyi pengumuman melalui pengeras suara di koridor tidak terdengar jelas.
Panik sungguh teramat panik. Di lantai mana terjadi kebakaran? pikirku dalam hati. Apakah istriku tahu atau sedang lelap tertidur karena bangun menyusui dini hari dan menggantikan popok si bayi? Dengan tergopoh-gopoh aku naik tangga menuju lantai 29, tidak sempat lagi istirahat bernapas walau napas mau putus terengah-engah. Pikiranku hanya satu menyelamatkan anak istriku yang baru pulang kemarin setelah melahirkan. Kuusahakan bicara tenang pada istriku walau hati berkecamuk. “Ma, kita mau keluar, ada kebakaran. Aku akan bawa tas surat-surat berharga, kamu siapkan keperluan baby di tas.” Aku menggendong bayi, menggandeng tangan istri, membawa tas sambil menuruni tangga satu-persatu dengan cemas, menggandeng erat tangan istri yang berjalan sangat lamban akibat proses sectio caesar.
Di luar keadaan semakin ramai, kemacetan tidak terhindarkan. Ada wajah panik sambil menyeberang jalan dan berkumpul dengan penghuni lainnya serta karyawan-karyawan yang akan masuk bekerja di mall, tidak jauh dari apartemen. Wajah istriku semakin pucat pasi. Lelah sekali. “Ada apa sebenarnya yang terjadi?” tanyaku sebagai penghuni baru yang penasaran ke seseorang yang berdiri sambil memandang gedung apartemen. “Oh … tidak ada apa-apa. Hanya ada latihan evakuasi terhadap kebakaran,” jawabnya tenang dan tidak lama kemudian menjepret-jepret foto mengambil momen yang jarang terjadi itu. Dengkul langsung lemas dan jantung terasa mau copot mendengar penuturannya.
Jakarta, 15 November 2018.
#pentigrafSF
Biodata Singkat:
Sri Fatmadewi yang akrab dipanggil Merry.
Lahir di Jakarta, tanggal 5 November 1965. Sarjana Ekonomi Universitas Kristen Indonesia.
Hobi: menulis, membaca, memasak, belajar, jalan-jalan, makan-makan, dan lain-lain. Karya buku perdana tunggal: Gado-gado Kehidupan berisi 100 puisi tentang manis asin asam asin pahitnya kehidupan, baru beredar tanggal 13 November 2018.
Buku spesial di momen ulang tahun dan mission accomplish buat buku perdana tunggal. Buku antologi bersama: Badai Remaja, Semangkuk Sup di Malam Kudus, Papan Iklan di Pintu Depan, Surga untuk Pohon Ulin, Puisi untuk Ayah, Menolak Padam walau Lebam. Serta pernah dimuat di Renungan Wanita, Bulletin My Life.
Ibu rumah tangga yang dulunya mengelola toko kaset Europa di jl. Pasar Baru, Jakarta Pusat. Kini bisa dihubungi melalui FB merry srifatmadewi atau melalui no. WA 081584410765/081212104617.
1 Comments