

oleh Anang YB
Ingin berbagi pengalaman bagaimana menjadi seorang trainer professional lewat buku?
Saat ini, profesi trainer mulai banyak digemari. Mulai dari instansi pemerintah hingga personal sekalipun kerap mengundang si pembicara. Maka tak heran, berbagai seminar bermunculan mulai dengan harga tiket yang terjangkau hingga cukup merogeh kocek.
Cukup menjanjikan bukan? Sayangnya, tidak semua orang paham bagaimana menjadi trainer yang memiliki kapasitas serta kelebihan lainnya. Seperti bagaimana berbicara di depan publik, menguasai audiens, mengatur waktu untuk presentasi dan lainnya.
Nah, seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal tadi, maka berbagi pengalaman menjadi seorang trainer lewat buku adalah ide yang baik. Dalam buku yang membahas tuntas tentang seluk beluk seorang trainer akan membantu banyak orang dalam menggeluti profesi ini.
Tapi, kesulitan menuangkan segala ide dan gagasan lewat tulisan? Jangan panik dulu. Ada ghostwriter, sang penyelamat.
Ya, penulis bayangan alias ghostwriter ini bisa membantu Anda menuliskan saran serta tips menjadi trainer handal dengan bahasa mudah dan enak dibaca.
Kenapa ghostwriter? Ini alasannya :
Ya, penulis bayangan alias ghostwriter ini bisa membantu Anda menuliskan saran serta tips menjadi trainer handal dengan bahasa mudah dan enak dibaca.
Kenapa ghostwriter? Ini alasannya:
Ringkasan Artikel
ToggleAlasan pertama: Tugas ghostwriter ini layaknya tim editor di media massa

Artinya, ia akan meramu segala tulisan serta membuatnya semenarik mungkin sehingga sangat enak dibaca. Tentu saja, bahan atau ide tulisannya tetap dari Anda sebagai trainer.
Bahkan, seorang ghostwriter bisa membaca gaya berkomunikasi serta berpikir Anda. Dalam arti lain, seolah olah ia menjelma menjadi trainer. Satu hal yang tidak dimiliki oleh seorang penulis biasa.
Alasan kedua: seorang ghostwriter bisa menulis secara cepat dan tepat

Hal ini dikarenakan pengalaman di bidang jurnalistik serta kerap menghadapi berbagai klien yang berbeda. Sehingga, kosa kata pun cukup mumpuni untuk merangkai kalimat demi kalimat.
Karena mendapatkan tulisan yang enak dibaca serta bagus, sangat dibutuhkan keahlian menulis yang mumpuni serta tak boleh sembarangan. Dan biasanya, skill menulis seorang ghostwriter sudah layak uji dan hasilnya pun mengagumkan.
Alasan ketiga: tak sedikit klien yang hanya menggunakan satu orang ghostwriter saja serta tak berganti ganti dikarenakan sudah klop alias cocok.

Hal ini dikarenakan sang ghostwriter selalu mengikuti kemana pun si narasumber pergi sehingga mampu menyelami kehidupannya. Bahkan, sampai ada yang rela mempelajari topik yang menjadi pemikiran si trainer.
Ya, ghostwriter sejati adalah “penulis hantu” yang jago mewawancarai narasumber. Tak tanggung-tanggung, segala pemikiran serta ide dari trainer akan mengalir dikarenakan kedekatan serta diskusi yang dilakukan terus menerus.
Alasan keempat: relasi ghostwriter itu luas banget

Seorang ghostwriter yang sudah berpengalaman dan memiliki jam terbang yang cukup tinggi biasanya memiliki relasi yang sangat banyak. Artinya, seorang trainer tidak perlu bingung atau khawatir dalam hal pendistribusian maupun penerbit.
Bahkan, jaringan bak gurita ini pun terjadi tak hanya di media cetak saja, akan tetapi di beberapa media online.
Terakhir, alasan kelima: untuk yang terakhir ini memang agak krusial karena berbicara soal biaya yang harus dikeluarkan.

Tidak dimungkiri memang, profesi ghostwriter menawarkan peluang yang cukup menggiurkan dikarenakan bayaran yang tidak sedikit. Meski demikian, tak perlu khawatir karena pengeluaran yang dikeluarkan oleh seorang klien -dalam hal ini trainer- dapat dengan mudah dikembalikan sesaat buku telah dicetak.
Atau istilah kerennya royalti.
Ya, royalti yang dibayar oleh penerbit ini biasanya dikirim dengan sistem berkala. Ada yang setahun triwulanan, kwartal hingga semesteran tergantung dari kebijakan si penerbit. Meski demikian, besaran yang akan diterima cukup fantastis apalagi jika buku yang diterbitkan menjadi best seller.