Formula 8 Sequence? Tips Menulis Novel Remaja untuk Lomba

Menulis novel remaja untuk lomba (misalnya GLN 2025 atau kurasi SIBI Pusbuk) bisa menjadi tantangan yang menyenangkan. Kamu perlu menciptakan cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga bisa membuat para juri dan pembaca terpesona. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan menggunakan formula 8 sequence. Formula ini membantu kamu membangun plot yang solid dan menarik dari awal hingga akhir. Formula 8 sequence digagas oleh penulis skenario dan novel terkenal, Blake Snyder, yang juga dikenal dengan buku bestsellernya,  Save the Cat! Banyak penulis sukses, seperti Suzanne Collins dengan seri The Hunger Games dan J.K. Rowling dengan seri Harry Potter yang menggunakan formula struktur plot serupa untuk menciptakan cerita yang memikat.

Berikut ini adalah panduan lengkap beserta tips praktisnya, dilengkapi dengan contoh novel kisah Roberta yang sedang merintis karier sebagai foto model.

Sequence 1: The Setup

Tujuan: Memperkenalkan dunia cerita dan karakter utamamu.

Tips Praktis:

  1. Mulai dengan adegan yang menarik: Buat pembuka novel yang bisa langsung menarik perhatian pembaca. Hindari deskripsi yang terlalu panjang dan mulai dengan aksi atau dialog.
  2. Perkenalkan karakter utama: Kenalkan tokoh utama kamu, tapi jangan berikan semua informasi sekaligus. Biarkan pembaca penasaran.
  3. Tetapkan setting: Gambarkan dunia tempat cerita ini berlangsung. Apakah di sekolah, rumah, atau tempat lain yang relevan dengan remaja?

Contoh: “Pagi itu, langit cerah mengiringi langkah Roberta menuju studio foto pertamanya. Dengan rambut ikal yang tergerai bebas dan sepatu hak tinggi yang sedikit kebesaran, dia merasa seperti gadis kecil yang mencoba memakai sepatu ibunya.”

Sequence 2: Inciting Incident

Tujuan: Memperkenalkan konflik cerita atau kejadian di dalam novel yang memulai petualangan karakter utamamu.

Tips Praktis:

  1. Buat kejadian tak terduga: Sesuatu yang mengubah hidup karakter utama dan memaksa mereka untuk mengambil tindakan.
  2. Pastikan relevan: Konflik atau kejadian harus relevan dengan tema besar ceritamu.

Contoh: “Di tengah-tengah sesi make-up, manajer studio, seorang wanita dengan rambut pirang yang dicat, memberitahu Roberta bahwa fotografer terkenal yang seharusnya memotret dirinya tiba-tiba membatalkan karena sakit. Sebagai gantinya, seorang fotografer pemula yang direkomendasikan.”

karya bonnie-kittle-GiIZSko7Guk di unsplash

Sequence 3: The First Turning Point

Tujuan: Mengubah arah cerita dan meningkatkan ketegangan.

Tips Praktis:

  1. Buat keputusan penting: Karakter utama harus membuat keputusan yang akan membawa mereka ke arah baru.
  2. Tambahkan komplikasi: Masukkan elemen yang membuat situasi lebih kompleks dan menantang.

Contoh: “Roberta, yang awalnya gugup, sekarang harus menghadapi ketidakpastian bekerja dengan seseorang yang tidak berpengalaman. Dia mempertimbangkan untuk membatalkan sesi foto, tetapi manajer meyakinkannya untuk tetap melanjutkan.”

Sequence 4: The Midpoint

Tujuan: Memberikan twist yang signifikan pada cerita, seringkali mengubah pemahaman karakter tentang situasi.

Tips Praktis:

  1. Buat twist yang mengejutkan: Sesuatu yang membuat pembaca terkejut dan tertarik untuk terus membaca.
  2. Bangun karakter: Tunjukkan perkembangan karakter utama melalui tantangan ini.

Contoh: “Ketika sesi foto dimulai, Roberta merasa tidak nyaman dan tegang. Tapi tiba-tiba, fotografer pemula itu, Daniel, mulai bercerita tentang pengalamannya dan bagaimana dia juga merasa gugup. Ini membuat Roberta merasa lebih tenang dan mereka mulai bekerja sama dengan baik. Namun, di tengah-tengah sesi, lampu studio tiba-tiba padam.”

mentoring menulis online
foto gratis oleh anthony-tran di -unsplash

Sequence 5: The Crisis

Tujuan: Membawa plot cerita ke titik terendah bagi karakter utama, di mana semuanya tampak hilang.

Tips Praktis:

  1. Tingkatkan konflik: Jadikan situasinya sangat sulit sehingga karakter merasa putus asa.
  2. Eksplorasi emosi: Biarkan pembaca merasakan kesedihan atau keputusasaan karakter.

Contoh: “Dengan waktu yang terbatas, Roberta merasa frustasi dan hampir menangis. Dia merasa bahwa mimpinya untuk menjadi foto model hancur. Daniel berusaha menghiburnya, tapi tampak jelas bahwa Roberta sudah kehilangan semangatnya.”

Sequence 6: The Climax

Tujuan: Menyajikan puncak dari konflik utama cerita di mana karakter utama menghadapi tantangan terbesar mereka.

Tips Praktis:

  1. Buat adegan penuh aksi atau emosi: Ini adalah momen paling intens dalam ceritamu, jadi buatlah berkesan.
  2. Solusi atau kegagalan: Karakter utama harus menghadapi tantangan dengan segala keberanian atau kecerdikan mereka.

Contoh: “Dengan dorongan dari Daniel, Roberta memutuskan untuk melanjutkan sesi foto meski tanpa pencahayaan profesional. Mereka memanfaatkan cahaya alami yang masuk dari jendela dan mengandalkan kreativitas. Roberta menunjukkan keberaniannya dan mulai menikmati sesi foto lagi.”

Sequence 7: The Falling Action

Tujuan: Menyelesaikan plot dan menunjukkan akibat dari klimaks.

Tips Praktis:

  1. Tunjukkan dampak keputusan: Perlihatkan bagaimana tindakan karakter utama mempengaruhi dunia dan orang-orang di sekitarnya.
  2. Beri ruang bernapas: Setelah intensitas klimaks, berikan momen-momen yang lebih tenang.

Contoh: “Hasil foto yang diambil dengan pencahayaan alami ternyata sangat indah dan alami. Roberta melihat hasilnya dan merasa bangga dengan apa yang telah dicapainya. Daniel juga merasa lebih percaya diri dengan kemampuan fotografinya.”

membuat buku saku
foto gratis karya barney yau di unsplash

Sequence 8: The Resolution

Tujuan: Menutup cerita novel dengan cara yang memuaskan dan memberikan kesimpulan bagi karakter utama.

Tips Praktis:

  1. Selesaikan semua subplot: Jangan biarkan ada ujung yang menggantung tanpa penyelesaian.
  2. Beri pandangan ke masa depan: Tunjukkan bagaimana kehidupan karakter utama berubah setelah kejadian ini.

Contoh: “Beberapa minggu kemudian, hasil foto Roberta dipajang di majalah mode ternama, dan dia mendapatkan tawaran kerja dari berbagai agensi modeling. Roberta dan Daniel tetap berhubungan baik dan sering bekerja sama. Pengalaman itu tidak hanya menguatkan karier Roberta, tetapi juga membentuk persahabatan yang kuat.”

Kamu butuh sahabat untuk menyunting draf novel atau cerpen? Manfaatkan jasa penyuntingan naskah dari Anang YB, penulis dengan 100 karya naskah 🙂

Kesimpulan

Menggunakan formula 8 sequence ini, kamu bisa membangun novel remaja yang menarik dan terstruktur dengan baik. Berikut adalah ringkasan tips praktis untuk menulis novel remaja untuk lomba:

  1. Kenali audiensmu: Remaja mencari cerita yang relevan dengan kehidupan mereka, jadi pastikan konfliknya bisa mereka pahami dan rasakan.
  2. Jaga pacing: Jangan terlalu lama di satu sequence. Pindahkan ceritamu dengan ritme yang baik.
  3. Bangun karakter yang kuat: Pastikan karakter utama dan pendukung memiliki depth dan perkembangan yang nyata.
  4. Gunakan dialog yang alami: Remaja berbicara dengan cara tertentu. Observasi dan gunakan dialog yang terasa nyata dan hidup.
  5. Tetap orisinal: Hindari klise. Cobalah untuk memberikan twist baru pada tema-tema yang umum.

Dengan tips dan panduan ini, kamu siap untuk menulis novel remaja yang tak hanya asyik, tetapi juga siap memukau juri lomba. Selamat menulis!

Silakan Berpendapat

Data Anda kami jamin Aman *wajib diisi