Sebagai penulis cerita anak, menjaga literasi bacaan anak bukan hanya tentang kemampuan menulis cerita yang menarik dan mendidik. Kamu juga punya tanggung jawab lebih, terutama di era digital ini. Media sosial jadi salah satu cara untuk membangun citra dan memperkuat pesan literasi yang ingin kamu sampaikan. Tapi, sayangnya, ada beberapa kebiasaan negatif yang bisa merusak reputasi dan meruntuhkan kredibilitasmu sebagai penulis. Apakah kamu masih melakukan hal-hal ini?
1. Menyebarkan Konten yang Tidak Sesuai dengan Literasi Bacaan Anak
Jika kamu ingin diakui sebagai penulis dengan literasi tinggi, sudah seharusnya kamu hati-hati dalam memilih konten yang kamu bagikan di media sosial. Mengunggah atau menyebarkan informasi yang tak sesuai dengan nilai-nilai literasi anak, seperti kekerasan atau kata-kata kasar, bisa berdampak buruk. Ingat, audiensmu bukan hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak dan orang tua yang mengharapkan konten edukatif.
Tips: Selalu selektif dalam berbagi. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini memberikan contoh baik bagi anak-anak?”
2. Berkomentar Negatif atau Kasar di Media Sosial
Sebagai penulis cerita anak yang mempromosikan literasi bacaan anak, kamu harus bisa menjadi teladan. Komentar negatif, sindiran, atau bahkan perdebatan tidak sehat di media sosial bisa mencoreng citramu. Orang tua dan pembaca setiamu mungkin akan meragukan integritasmu jika kamu sering terlibat dalam hal-hal negatif di dunia maya.
Tips: Jaga profesionalitas. Jika kamu merasa terganggu oleh sesuatu, lebih baik diam atau sampaikan dengan cara yang sopan.
3. Mengabaikan Pertanyaan dan Masukan dari Pengikut
Media sosial adalah tempat interaksi, bukan hanya promosi. Jika kamu mengabaikan komentar, pertanyaan, atau kritik yang masuk dari pengikutmu, ini bisa membuat mereka merasa tidak dihargai. Pengikut setia, terutama para orang tua yang tertarik dengan literasi bacaan anak, biasanya mencari penulis yang terbuka dan peduli terhadap audiensnya.
Tips: Luangkan waktu untuk membalas pesan atau komentar. Tunjukkan bahwa kamu menghargai masukan dari pengikutmu.

4. Mem-posting Informasi yang Tidak Akurat tentang Literasi
Kamu adalah penulis yang dianggap punya wawasan mendalam tentang literasi bacaan anak. Jadi, ketika kamu memposting sesuatu yang tidak akurat atau kurang tepat tentang pendidikan dan literasi, kepercayaan publik terhadapmu bisa menurun. Misalnya, menyebarkan informasi yang belum terverifikasi atau hoaks terkait pendidikan akan mengikis citra profesionalmu.
Tips: Pastikan selalu memverifikasi informasi sebelum membagikannya. Hindari jadi sumber penyebaran hoaks!
5. Terlalu Fokus pada Promosi, Bukan Edukasi
Sebagai penulis cerita anak yang peduli dengan literasi, kamu harus bisa menyeimbangkan antara promosi karya dan berbagi pengetahuan. Jika semua postinganmu hanya berisi promosi buku atau karya terbaru, tanpa memberikan konten yang bernilai edukatif, audiensmu akan merasa bosan dan kurang terlibat. Orang tua dan pembaca anak-anak akan lebih menghargaimu jika kamu memberikan tips, ide bacaan, atau panduan terkait literasi.
Tips: Buatlah konten yang memberikan manfaat lebih. Misalnya, ulasan buku anak lain, atau tips bagaimana mengajarkan anak untuk cinta membaca.
Kesimpulan
Menjadi penulis cerita anak dengan literasi bacaan anak yang baik berarti harus berhati-hati dalam segala aspek, termasuk cara berperilaku di media sosial. Jaga konsistensi antara nilai yang kamu sampaikan dalam tulisan dengan apa yang kamu tunjukkan di dunia maya. Dengan menghindari lima kebiasaan negatif di atas, kamu bisa membangun reputasi sebagai penulis yang tidak hanya berbakat, tapi juga berintegritas dalam mengusung literasi bagi generasi muda.
===
Mau memulai menulis novel anak tapi bingung dari mana? Unduh e-book Ngegas Bikin Novel Anak karya Anang YB, penulis berpengalaman yang sukses dengan karyanya untuk Gerakan Literasi Nasional dan event SIBI Pusbuk.
E-book setebal 71 halaman ini dilengkapi dengan panduan langkah-langkah menulis, daftar tema, dan contoh plot menarik. Anda juga akan menemukan banyak tautan ke artikel dan novel gratis karya Anang YB yang bisa menjadi inspirasi.