Lolos Gerakan Literasi Nasional 2024

Lolos dari seleksi Gerakan Literasi Nasional (GLN) 2024 adalah keajaiban bagi saya. Soalnya, saya sebelumnya tidak tahu menahu apa itu GLN. Saya tidak bohong.

Berawal dari workshop penulisan buku model yang diadakan oleh Pusbuk Kemendikbud di tahun 2023, saya berkumpul dengan banyak penulis cerita anak. Acara itu berlangsung di bulan Juni 2023 kalau tidak salah ingat. Nah, di acara itu, para peserta workshop tampak tegang dan gelisah. Kenapa ya?

Ah, ternyata … mereka menunggu pengumuman sayembara GLN 2023. Saya bingung tetapi jaim untuk tanya: apa sih GLN itu, hahaha!

Hebohlah para peserta workshop itu karena banyak penulis yang lolos GLN 2023 itu. Dari situlah, saya mulai cari tahu apa itu GLN. Dan … ternyata, itu acara tahunannya para penulis cerita anak. Sudah digelar sejak 2016 dan saya baru mendengarnya tahun 2023. Whaaaat?!!!

Singkat cerita, saya pun pasang radar untuk menangkap sinyal-sinyal pengumuman penyelenggaraan GLN 2024. Sekitar April 2024 pengumuman itu muncul dan saya pelototi juknis acara itu. Wuiiih! Rumit dan ribet. Peserta harus membuat cerita atau konsepnya serta wajib mencari sendiri ilustrator sebagai partner.

Memilih Jenjang Pembaca GLN 2024

GLN 2024 mewajibkan peserta untuk memilih jenjang pembaca naskah cerita anak yang dia buat. Mulai dari jenjang B1, B2 B3, dan D. Tiap jenjang memiliki kriteria jumlah kata, jumlah kalimat, hingga jumlah halaman. Demikian juga dengan ilustrasinya yang berbeda-beda aturannya.

Saya pilih apa, ya?

Sesuai juknis, peserta dapat mengirimkan dua naskah dari dua jenjang berbeda. Tentu saja, saya memilih jenjang tertinggi, yakni D yang berupa naskah novel remaja. Saya lebih pede untuk membuat cerita panjang daripada cerita anak-anak dengan batasan jumlah kata. Setidaknya, saya punya pengalaman cukup untuk membuat cerita novel remaja. Cek saja novel gratis saya yang sudah diterbitkan oleh Pusbuk, Kemendikbud berjudul Layur Tetaplah Berlayar.

Rugi dong kalau tidak sekalian kirim dua naskah. Akhirnya, pilihan pun jatuh pada jenjang B2. Ini berupa cerita bergambar full page. Jadi, untuk GLN 2024, saya memastikan diri untuk menulis novel remaja  jenjang D dan cerita bergambar jenjang B2. Mainkaaaan!

Jujur, membuat cerita itu tak terlalu lama saya lakukan. Bukan karena sombong ya, tetapi saya terbiasa bekerja sistematis dan efisien. Novel jenjang D saya buat sekitar 3-4 hari saja udah sampai final 8 bab. Soalnya memang pendek, sih. Hanya sekitar 40 halaman cerita ukuran A5. Sedangkan untuk cerita B2, saya tulis dalam sekali duduk saja.

Memilih Tema Cerita GLN 2024

GLN 2024 mensyaratkan cerita sesuai maunya penyelenggara. Artinya, penulis cerita anak wajib memilih tema yang sudah disediakan oleh panitia. Tips dan trik dari saya adalah: mencari tema yang sekiranya tidak diminati oleh peserta lain. Mengapa tidak diminati? Bisa karena itu tema yang jarang diangkat, atau berpotensi sulit untuk ditulis.

Maka, saya memilih tema literasi kewargaan untuk cerita jenjang B2 dan tema isu lingkungan untuk novel D.

Memilih Setting Cerita GLN 2024

Cerita bakal terlalu flat kalau setting kejadian berada di tempat yang sudah biasa. Maka, saya melakukan riset untuk mencari lokasi cerita yang oke punya. Setting bukan sekadar panggung tempelan tempat para tokoh beraksi. Setting itu harus menjadi bagian utuh cerita pembentuk konflik.

Maka, pilihan untuk setting cerita B2 adalah wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak Papua. Ini tempat yang terpencil dan hanya bisa dijangkau dengan pesawat terbang. Wilayah ini adalah pintu masuk ke Pegunungan Cartenzs. Oh ya, Cerita yang saya buat ini adalah kali keempat saya menggunakan Ilaga sebagai setting cerita. Sebelumnya, saya sudah membuat dua biografi dan satu novel dengan setting yang sama. So, tak harus riset banyak-banyak untuk memakai lokasi ini sebagai bagian utuh cerita.

Lantas, bagaimana dengan setting cerita untuk novel jenjang D GLN 2024? Karena temanya adalah isu lingkungan, saya pun jatuh hati dengan wilayah Lembata di NTT. Ini adalah wilayah dengan kemarau selama 9 bulan tiap tahunnya dan hanya ada 3 bulan untuk musim hujan. Wajar saja, isu lingkungan wilayah ini adalah kekeringan dan kekurangan air. Itulah pembentuk cerita untuk novel saya untuk GLN 2024.

Memilih Ilustrator

Untuk cerita bergambar jenjang B2 GLN 2024, saya menggandeng Khairin Nisa. Saya sudah tahu kualitas ilustrasinya karena ketika acara workshop SIBI Kemendikbud 2023, dia pun lolos dan karyanya dipuji. Selain itu, saya dan Nisa sama-sama menyukai cerita bernuansa alam. Klop kan?

Untuk cerita novel jenjang D GLN 2024, saya searching di media sosial, terutama di Instagram. Beberapa ilustrator saya tandai dan saya kontak untuk mencoba mencari kecocokan dari sisi desain dan harga jasanya. Salah satu di antaranya adalah Rini Mulyani. Dia adalah ilustrator dari Lampung. Ciri ilustrasi dia unik terutama dalam hal pewarnaan, lineart, dan karakter tokohnya. Jauh dari kesan biasa. Akhirnya, saya tawarkan kerja sama kepada mereka berdua dan deal.

Biar klop dan tak ada salah paham, saya buatkan surat perjanjian dengan tiap ilustrator itu. Hal penting lainnya adalah tatap muka daring dan berdiskusi mendalam sebelum kerja sama itu dilakukan. Untunglah, saya dan dua partner ilustrator itu bisa bersepakat dengan detail kerja sama.

Bagaimana pembagian honor andaikata menang? Saya tidak pasang harga. Justru, saya membebaskan tiap ilustrator untuk menghargai diri mereka sendiri: mau ambil berapa bagian kalau nanti lolos GLN 2024? Mereka pun menyebut angkanya dan saya terima tanpa menawar sedikit pun.

Lolos GLN 2024

Akhirnya, ya seperti yang kamu tahu, saya lolos dua-duanya. Melenggang mengikuti acara GLN 2024 dengan mengantongi dua naskah cerita untuk dipresentasikan. Senang sih, ini satu level yang saya naiki dengan relatif tanpa banyak kendala. Oh, ya, peserta GLN 2024 sebanyak 1.800 naskah yang masuk ke panitia. Sebanyak 300 naskah tidak lolos administrasi. Asal tahu saja, kompetisi tertinggi ada di jenjang B1 dengan perbandingan 1:7. Artinya, dari tujuh naskah akan diambil satu naskah untuk diloloskan. Sedangkan tingkat kompetisi paling ringan ada di jenjang B3 dan D, yakni 1:2. Artinya, satu penulis hanya perlu menyingkirkan satu naskah lainnya.

Oke, itu cerita kecil dari saya. Penting enggak penting untuk kamu pahami dan cermati, siapa tahu nanti di 2025 kamu ingin ikut GLN juga. Boleh ikuti kelas-kelas menulis saya terutama kelas menulis novel remaja untuk persiapan GLN berikutnya.

Sampai jumpa ….

 

 

 

 

Silakan Berpendapat

Data Anda kami jamin Aman *wajib diisi