
Halo, pernahkah kamu merasa kesulitan menggambarkan setting cerita dalam novel anak atau remaja? Kadang, rasanya seperti menulis di atas green screen, ya? Kalau penulis andal bisa mengubahnya menjadi latar yang memukau, penulis yang masih belajar sering kali hanya menggambarkan langit biru polos untuk siang atau gelap gulita untuk malam. Padahal, setting yang hidup bisa membuat ceritamu terasa nyata dan meninggalkan kesan mendalam bagi pembaca.
Nah, kali ini kita akan bahas tips seru untuk membantumu menciptakan setting cerita yang imajinatif dan kuat. Ini bukan cuma soal menghidupkan cerita, tapi juga persiapan penting untuk ikut serta dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN) 2025. Siapa tahu, novelnya lolos seleksi, kan?
Kenapa Setting Itu Penting?
Setting novel anak dan remaja bukan cuma latar tempat atau waktu, lho. Ia adalah elemen yang memengaruhi suasana, karakter, bahkan konflik dalam cerita anak. Setting yang detail dan menggugah imajinasi bisa membuat pembaca merasa seperti benar-benar berada di dunia yang kamu ciptakan. Misalnya, bukannya hanya menyebut “sekolah”, kamu bisa menggambarkan “sekolah dengan bangunan bata merah yang dikelilingi pohon jambu tua, di mana murid-murid sering berlomba memanjat saat istirahat.” Detail seperti ini membuat pembaca langsung “melihat” apa yang ada di pikiranmu.
Tips Membuat Setting yang Kuat
- Gunakan Pancaindra
Jangan hanya mengandalkan penglihatan! Deskripsikan juga suara, aroma, rasa, dan sentuhan.- Misalnya: “Angin pantai membawa aroma garam yang tajam, menggoda hidung di tengah deru ombak.”
Pembaca akan merasa lebih terhubung jika setting-nya dirasakan oleh indra mereka.
- Misalnya: “Angin pantai membawa aroma garam yang tajam, menggoda hidung di tengah deru ombak.”
- Riset untuk Detail yang Realistis
Kalau kamu menulis novel remaja tentang tempat yang nyata, lakukan riset! Baca artikel, tonton video, atau kunjungi langsung tempat itu jika memungkinkan. Kalau kamu menciptakan dunia imajinatif, pikirkan dengan matang bagaimana sistemnya bekerja: dari cuaca, budaya, hingga kebiasaan masyarakatnya. - Gunakan Referensi Visual
Buka Pinterest atau cari foto di internet. Gambar-gambar bisa membantumu membayangkan detail setting. Saat kamu menulis, deskripsikan apa yang kamu lihat di gambar itu dengan gaya bahasa khasmu. - Hindari Klise
Siang yang selalu cerah dan malam yang gelap gulita? Bosan, kan? Cobalah variasi!- Siang: “Awan kelabu menggantung rendah, seolah-olah menekan genteng-genteng rumah tua di desa itu.”
- Malam: “Cahaya kuning lampu jalan memantul di genangan air hujan, menciptakan ilusi bintang-bintang kecil di aspal.”
- Libatkan Emosi Karakter
Setting yang sama bisa terasa berbeda jika dilihat dari sudut pandang karakter yang berbeda.- Seorang anak yang bahagia mungkin melihat taman bermain sebagai “tempat penuh tawa dan warna ceria”.
- Tapi bagi anak yang sedih, taman itu bisa terasa “sunyi meski ramai, dengan ayunan yang bergerak perlahan tanpa suara.”
Apa Manfaatnya untuk GLN 2025?
Dengan setting yang kuat, naskahmu punya peluang lebih besar menarik perhatian juri GLN. Program ini mencari karya yang mampu membangkitkan minat baca anak-anak dan remaja Indonesia. Setting yang hidup bisa menjadi pintu masuk mereka untuk jatuh cinta pada ceritamu.
Percayakan Naskahmu pada Ahlinya
Kalau kamu sudah selesai menulis, jangan ragu untuk meminta bantuan dalam mereview naskah. Kamu bisa mempercayakannya kepada Anang YB, penulis berpengalaman selama 17 tahun. Beliau sudah terbukti sukses, dengan novel-novelnya lolos program-program seperti GLN, SIBI, dan Pusbuk. Dengan bantuan profesional, naskahmu bisa naik level dan siap bersaing!


Jadi, tunggu apa lagi? Segera ambil pena, laptop, atau apa pun alat menulismu. Ciptakan setting cerita yang memikat, dan bawa pembacamu ke dunia yang tak terlupakan. Jangan lupa, setelah selesai, kirimkan naskahmu untuk direview Anang YB. Semoga naskahmu jadi bintang di GLN 2025!
✨ Selamat menulis dan semangat berkarya! ✨