
Haloo … Siapa yang udah semangat nulis, udah menghabiskan banyak waktu untuk ngetik berhari-hari bahkan berminggu-minggu tapi naskahnya belum tuntas juga?
Pasti ada masalah, kan? Ya … Nulis itu kadang butuh mood. Kadang butuh suasana tenang, kadang mendadak berhenti dan buntu karena banyak alasan, diantaranya:
- Mendadak dapat ide tulisan baru. Jadinya, ide tulisan lama tersingkir sementara waktu.
- Mendadak nggak suka nulis tema itu karena masuk ke topik yang tidak disukai atau tidak dikuasai
- Mendadak habis saja bahannya. Niat mau nulis 100 halaman tapi sudah tak ada bahan sampai di halaman 20
- Mendadak merasa tulisannya super garing, nggak ada rasanya.
- Mendadak nggak yakin ide tulisannya bakal dilirik penerbit
- dan masih buanyaaaak banget alasan yang membuat tulisan tiba-tiba susah dilanjutkan.
Nah, gagal menyelesaikan tulisan itu–ada yang menyebutnya writer’s block–seperti gagal membangun rumah. Analoginya kayak gitu. Proses pembangunan rumah sekadar mengandalkan semangat. Padahal banyak lho yang harus disiapkan untuk membuat sebuah rumah berdiri kokoh dan bagus. Apa aja itu dan kaitannya dengan naskah?
Pertama, sebuah rumah butuh desain detail. Kita sudah membangun rumah kalau semua cuma ada di angan-angan. Meski secara global sudah terbayang bakal punya berapa berapa kamar mandi dan berapa kamar tidur, tapi kamu susah untuk membayangkan kalau tidak didesain secara detail. Demikian pula dengan sebuah naskah buku. Pastikan kita sudah punya “desain isi buku”. Ini bukan sekadar deretan bab demi bab saja. Desain isi buku disebut juga dengan outline naskah.
Outline naskah adalah sebuah rincian detail atas isi sebuah naskah yang disusun sistematis dan detail. Outline naskah memang berisi judul bab dan subbab (ini dapat diubah nanti di akhir penulisan naskah) lengkap dengan deskripsi naratif mengenai isi setiap bagian itu.
Kedua, membangun rumah mesti berhitung jumlah semen, kayu, pasir, bata. Semua itu mesti disiapkan. Tidak harus sekaligus harus ada di awal. Bahan yang wajib ada pada saat mulai membangun rumah adalah batu fondasi dan semen. Demikian pula dengan proses menyusun naskah. Miliki dulu tema dan topik yang kuat. Tulis gede-gede tema dan topik itu di atas kertas dan pasang di samping laptop atau komputer Anda. Jangan dilepas sebelum naskah selesai tuntas.
Material lain seperti bata, kayu, kaca jendela, dan baja ringan serta genteng bisa disiapkan secara bertahap. Itu ibarat bahan bacaan dan referensi dalam proses menyusun buku. Anda dapat mulai baca dan cari penguat untuk topik yang sedang Anda susun. Kalau naskahnya berupa cerita fiksi, luangkan waktu untuk nonton film, sinetron, atau video-video yang memuat dialog-dialog cerdas dan pas. Kalau naskahnya adalah novel anak gaul, ya tonton film Amerika dan film Indonesia yang seumuran itu. Tangkap suasana, emosi, dan gaya gaulnya.
Ketiga, buat kepastian kapan rumah itu mau dituntaskan bikinnya. Mau setengah tahun atau dua bulan saja. Ini penting lho sebab urusan hidup ini bukan cuma bikin rumah doang. Anda sudah nggak sabar untuk bisa menikmati rumah itu kan? Nggak beda dengan membuat naskah buku. Mengatasi macet saat menulis dapat diatasi dengan memastikan Anda bikin deadline sejak awal! Pokoknya pastikan Anda mau tuntas berapa minggu naskah itu. Mau sebulan menuntaskan naskah? Atau dua bulan? Tulis niat itu dan tempel juga di dekat komputer.
Keempat, siapkan cat dan aksesoris rumah yang buaguuus ya. Biar rumah yang sudah kita bangun tembok-temboknya makin keren dan nikmat untuk dihuni. Naskahnya juga ya … Siapkan cat yang indah. Ini adalah proses editing dan pengayaan naskah. Editing adalah mempercantik pembuatan kalimat, susunan paragraf, bahkan kalau perlu menambal bagian tulisan yang belum cukup mendalam. Sebuah naskah dapat dipercantik dengan menambahkan quote, text box, ilustrasi, infografis, dan foto Anda kalau merasa keren, hahaha…
Nah, tidak sulit kan untuk mengatasi macet saat nulis? Pokoknya tidak susah untuk menuntaskan naskah buku yang sedang Anda buat. Tapi kalau mau belajar cara menulis cepat, tersetruktur, tepat waktu dengan hasil tulisan keren standar penerbit nasional, boleh kok ikut mentoring online privat menuntaskan naskah saya. Nanti saya kasih tahu jurus-jurus saya sampai bisa bikin 40 buku selama karier dan masih nambah terus tiap bulannya.