Perbedaan Novel Remaja Fantasi dan Novel Remaja Fiksi Sains

Hai! Pernah enggak kalian bingung membedakan antara novel remaja fantasi dan novel remaja fiksi sains atau science fiction (sci-fi)? Meskipun keduanya sering dianggap serupa karena sama-sama bercerita tentang dunia yang imajinatif, sebenarnya ada beberapa perbedaan mendasar yang menarik untuk kalian ketahui. Yuk, kita bedah satu per satu!

1. Tema Utama

Fantasi: Novel remaja fantasi biasanya berpusat pada elemen-elemen magis atau supernatural. Dunia dalam cerita ini sering kali berada di luar hukum alam yang biasa kita kenal, seperti dunia paralel, sihir, makhluk mitologis, dan kekuatan supranatural. Kalian mungkin pernah membaca novel remaja tentang penyihir, naga, atau perjalanan ke dimensi lain. Contoh yang paling terkenal adalah Harry Potter karya J.K. Rowling, di mana dunia sihir hidup berdampingan dengan dunia nyata, tetapi tetap tersembunyi dari mata orang biasa.

Fiksi Sains: Berbeda dengan fantasi, fiksi sains remaja menitikberatkan pada spekulasi ilmiah yang masih bisa dijelaskan secara logis, meski sering kali berada di luar jangkauan teknologi kita saat ini. Elemen-elemen seperti penjelajahan luar angkasa, teknologi canggih, robot, atau kehidupan di planet lain biasanya mendominasi. Kalian mungkin pernah membaca novel seperti The Hunger Games karya Suzanne Collins, yang walaupun tidak selalu menampilkan teknologi futuristik secara ekstrem, namun tetap berlandaskan pada kemungkinan perkembangan teknologi di masa depan.

2. Setting atau Latar Cerita

Fantasi: Novel fantasi sering berlatar di dunia yang sepenuhnya fiktif atau memiliki unsur dunia lain yang tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Misalnya, dunia Middle-Earth di The Lord of the Rings atau Narnia di The Chronicles of Narnia. Dunia-dunia ini dibuat sedemikian rupa dengan aturan, budaya, dan sejarah yang unik. Kalian bisa menemukan kastil, hutan magis, atau pertempuran dengan makhluk mitos yang hanya ada di dalam imajinasi.

Fiksi Sains: Sementara itu, novel fiksi sains cenderung memiliki latar di dunia masa depan atau di luar angkasa, namun masih memiliki hubungan logis dengan perkembangan dunia kita saat ini. Misalnya, cerita bisa berlatar di bumi setelah bencana ekologis, atau di pesawat ruang angkasa yang menjelajah galaksi jauh. Divergent karya Veronica Roth, misalnya, berlatar di masa depan dystopian di mana teknologi dan masyarakat telah berubah drastis karena perkembangan ilmiah.

Novel remaja

3. Elemen Ilmu Pengetahuan dan Magis

Fantasi: Di dalam novel fantasi, hal-hal ajaib tidak perlu dijelaskan secara ilmiah. Kekuatan magis bisa berasal dari mana saja—mantra, artefak kuno, atau bahkan keberadaan yang tak terjelaskan. Sihir di dunia fantasi adalah sesuatu yang diterima begitu saja oleh karakter-karakter di dalam cerita. Bagi kalian yang suka berimajinasi liar tanpa batasan logika ilmiah, fantasi adalah lahan yang subur.

Fiksi Sains: Di sisi lain, fiksi sains mengutamakan sains sebagai dasar dari cerita. Meski ada elemen spekulatif, perkembangan teknologi atau fenomena ilmiah dalam cerita ini harus memiliki dasar yang logis atau setidaknya bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Misalnya, bagaimana teknologi teleportasi bekerja atau dampak penjelajahan ruang waktu pada manusia. Kalian bisa menemukan istilah ilmiah yang mungkin belum familiar, tapi tetap bisa dijelaskan dalam konteks cerita.

4. Konflik dan Pengembangan Karakter

Fantasi: Konflik dalam novel fantasi sering berkisar pada perjuangan melawan kekuatan jahat yang berhubungan dengan sihir atau kekuatan supernatural. Misalnya, seorang remaja biasa yang ternyata adalah penyelamat dunia atau memiliki kekuatan khusus. Pertarungan antara baik dan jahat menjadi tema yang sering muncul. Karakter dalam fantasi sering kali harus menemukan jati diri atau mengatasi kekuatan yang jauh lebih besar dari diri mereka.

Fiksi Sains: Dalam fiksi sains, konflik biasanya terkait dengan masalah teknologi, masyarakat masa depan, atau dampak dari perkembangan ilmiah yang tak terkendali. Tokoh utama sering kali menghadapi dilema moral atau pertanyaan besar tentang kemanusiaan. Mereka mungkin berhadapan dengan sistem otoriter yang dikendalikan oleh teknologi, atau berusaha menyelamatkan umat manusia dari kehancuran akibat ilmiah. Di sini, keputusan logis dan etis menjadi sangat penting.

teknik menulis novel
teknik menulis novel

5. Pesan Moral dan Filosofis

Fantasi: Fantasi sering kali menyampaikan pesan moral klasik, seperti kebaikan melawan kejahatan, keberanian, persahabatan, dan pengorbanan. Banyak cerita fantasi yang mengambil inspirasi dari mitos atau legenda kuno, dan memiliki nuansa yang lebih emosional dan mistis.

Fiksi Sains: Fiksi sains lebih condong pada pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang kemanusiaan, perkembangan teknologi, dan masa depan. Misalnya, apakah manusia akan kehilangan identitas ketika teknologi semakin canggih? Atau, apakah ada harga yang harus dibayar untuk kemajuan ilmiah? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini kerap dihadirkan untuk mengajak pembaca berpikir lebih jauh tentang dunia nyata.

Nah, sekarang kalian bisa lebih paham, kan, bedanya novel remaja fantasi dan fiksi sains? Meski sama-sama mengajak pembaca berpetualang ke dunia imajinasi, kedua genre ini memiliki pendekatan yang sangat berbeda.

Buat kalian yang sedang menulis novel fantasi atau fiksi sains dan ingin memastikan naskah kalian makin keren dan berkualitas, coba manfaatkan jasa review naskah novel bersama Anang YB. Anang YB sudah berpengalaman menulis untuk SIBI Kemendikbud dan terlibat dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN) 2024. Dengan menggunakan jasa review ini, kalian akan mendapatkan saran profesional yang bisa meningkatkan kualitas cerita, alur, karakter, dan tentu saja, keterbacaan naskah kalian. Jangan biarkan ide-ide brilian kalian hanya berhenti di pikiran—kembangkan jadi karya luar biasa!

Yuk, manfaatkan kesempatan ini dan bawa naskah kalian ke level berikutnya!

Silakan Berpendapat

Data Anda kami jamin Aman *wajib diisi