Tip Menulis Buku Traveling

Buku traveling
Buku traveling

Mau tahu cara jadi travel writer? Tampaknya tidak ada cara yang betul-betul khusus untuk bisa menghasilkan naskah buku traveling. Semua dimulai dengan jurus umum menulis naskah, yaitu dengan mulai membuat outline, membuat draft, melengkapi tulisan, menyunting, dan menerbitkannya.

Beberapa kali saya menerima siswa privat untuk mentoring menulis buku. Kepada mereka, saya berikan rambu-rambu berikut ini:

Kurangi kata “saya”. Yap. Seorang jurnalis tidak akan mengobral kata “saya” demikian pula seorang travel writer. Kata “saya” gunakan seperlunya agar Anda tidak terkesan asyik jalan-jalan tanpa mengajak pembaca.

Carilah detail. Ini jurus yang saya pakai juga saat mengerjakan job menulis biografi. Detail ini membawa suasana di lokasi ke pikiran bahkan fantasi pembaca. Gunakan pancaindera untuk mendeskripsikan detail itu. Misalnya warna yang terlihat, suara yang terdengar, kelembutan yang teraba, aroma yang tercium, dll.

Jalani sendiri. Ada kawan penulis yang tanya ke saya: bolehkah menulis buku traveling dengan meriset tulisan di internet? Jawab saya: no way! Angkat ransel dan keluar rumahlah untuk mendapat bahan tulisan dan foto traveling.

Orisinil: Travel writer seringkali tergoda untuk mencomot tulisan dan foto orang lain. Saran saya, maksimalkan hasil buruan Anda di lokasi wisata. Entah itu data cerita, apalagi foto. Kalaupun terpaksa sekali ambil foto di internet, carilah di situs resmi badan wisata negara itu. Pantang untuk comot dari blog orang lain. Sebab, siapa tahu orang itu berniat membukukan posting di blog-nya.

Gambarkan yang tidak dilihat orang lain. Selalu pastikan ada hal baru dan unik di tulisan kita. Jangan hanya mengandalkan daftar objek wisata atau itinerari yang sudah ada. Tip menghadapi scam, mencari resto halal, ataupun waktu terbaik berkunjung adalah hal yang ditunggu pembaca.

Segera kirimkan. Ya, naskah traveling cepat usang apalagi kalau Anda memasukkan info budget, misalnya. Sukur-sukur sebulan dua bulan sejak mulai nulis Anda sudah kirimkan naskahnya ke penerbit. Risiko menunda pengiriman naskah traveling adalah Anda bisa keduluan penulis lain! Ingat, penerbit tidak akan menjual buku traveling dengan destinasi sama secara bersamaan.

Nah … tip masih banyak sih. Baca buku karya Arini Tathagati yang menjadi ilustrasi artikel ini. Pertimbangkan juga untuk ikut mentoring saya menuntaskan penulisan buku traveling 😊

Silakan Berpendapat

Data Anda kami jamin Aman *wajib diisi