Mengikuti sayembara menulis cerita anak seperti Gerakan Literadi Nasional (GLN) maupun kurasi SIBI Kemendikbud bisa menjadi pengalaman yang menantang, tetapi juga penuh dengan peluang besar. Bagi kamu yang ingin sukses dan memiliki karya yang diakui, berikut ini beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar kesempatan menang semakin terbuka lebar.
1. Unduh Petunjuk Teknis dan Pahami Aturan
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mengunduh petunjuk teknis dari sayembara menulis yang diikuti. Dokumen ini berisi informasi penting terkait tema, batasan jumlah kata, serta format yang harus dipatuhi. Tandai setiap aturan yang harus diikuti, seperti ukuran huruf, spasi, dan jenis file. Ketaatan terhadap aturan teknis sering kali menjadi faktor eliminasi awal. Jangan sampai karyamu gugur hanya karena lupa mengunggah dalam format yang diminta.
2. Pilih Tema yang Relatif Sulit
Tema yang lebih sulit sering kali mengundang lebih sedikit kompetisi. Jika penyelenggara sayembara memberikan beberapa pilihan tema, cobalah pilih yang mungkin relatif sulit atau kurang diminati. Asumsinya, para peserta lain akan cenderung memilih tema yang lebih mudah, sehingga peluangmu bersaing di tema yang lebih sulit menjadi lebih besar.
3. Fokus pada Jenjang Pembaca yang Kurang Populer
Cerita anak biasanya dibagi berdasarkan jenjang usia pembaca, seperti usia balita, SD kelas bawah, hingga SD kelas atas. Jenjang yang lebih tinggi seringkali memerlukan usaha lebih dalam hal penyusunan cerita dan penggunaan bahasa. Penulis cenderung menghindari jenjang ini, sehingga persaingannya lebih kecil. Dengan berani memilih target pembaca yang lebih sulit, peluangmu untuk menonjol akan semakin besar.
4. Cari Lebih dari Satu Ide Cerita
Proses mencari ide cerita fiksi merupakan kunci utama dalam menciptakan karya yang unik dan menarik. Jangan hanya berhenti pada satu ide; gali lebih banyak dan pilihlah ide yang paling menonjol dan belum banyak dieksplorasi oleh penulis lain. Ide cerita yang segar dan berbeda bisa menjadi salah satu nilai plus dalam penilaian dewan juri.
5. Mulailah Menulis dan Jangan Takut dengan Draf Pertama
Dalam proses menulis cerita anak, jangan berharap draf pertamamu sempurna. Ingatlah pepatah bahwa draf pertama adalah “sampah”. Hal ini berarti, kamu tidak perlu khawatir jika hasil awal terasa kurang memuaskan. Fokuslah pada proses revisi cerita anakย dan penyuntingan yang berulang hingga kamu merasa karya tersebut menjadi versi terbaiknya.
6. Cek Detail Pengunggahan di Google Form
Setelah karyamu selesai, pastikan kamu memeriksa Google Form atau media pengunggahan lainnya yang ditentukan panitia. Perhatikan detail terkait format file yang harus diunggah, apakah dalam format PDF, docx, atau lainnya. Jangan sampai karyamu terdiskualifikasi hanya karena salah format file.
7. Bersabar dan Tetap Semangat
Terakhir, setelah semua usaha dan tenaga yang kamu curahkan, bersabarlah dan jangan terlalu larut dalam ekspektasi menang atau kalah. Menang dalam sayembara menulis cerita anak memang tujuan utama, tetapi proses berkarya dan terus belajar adalah yang paling penting. Entah menang atau tidak, setiap kompetisi memberikan pelajaran berharga.
Kesimpulan
Mengikuti sayembara menulis cerita anak bukan hanya tentang meraih kemenangan, tetapi juga proses kreatif dan pembelajaran yang berkelanjutan. Dengan mengikuti tips di atas, kamu tidak hanya meningkatkan peluang untuk menang, tetapi juga mengasah keterampilan menulismu. Jadi, jangan ragu untuk mulai menulis dan tetap semangat dalam perjalananmu!
Membutuhkan mentor menulis cerita anak agar berpeluang lolos sayembara menulis cerita anak? Di sini info mentoring bersama Anang YB.