Wah .. senangnya bulan literasi 2018 ini!
Saya diundang beberapa sekolah untuk berbagi tip menulis. Di Jakarta, saya bicara panjang lebar di hadapan 100-an siswa Global Jaya School, Bintaro. Setelah itu pada hari berbeda, saya gantian mengisi acara di Sekolah Mahanaim, Bekasi.
Kali ini saya mau cerita hal seru selama workshop menulis di Sekolah Mahanaim Bekasi.
Sekolah Manahaim, Bekasi memang baru pertama kali saya kunjungi. Sekolah ini luas dengan beberapa gedung tersebar di kiri kanan jalan di pusat kota Bekasi. Nah, workshop menulis untuk siswa ini diadalah dalam rangka hari membangun impian di sana. Istilahnya Dare to Dream. Ada banyak profesional diundang ke sekolah itu, salah satunya saya sebagai penulis. Oh, ya, selama mengisi acara saya didampingin oleh Pak Benny, seorang penulis cerita bersambung di Facebook dengan bahasa Batak! Keren ya ….. Turut mendampingi saya juga adalah eks orang Kompas yang tujuh belas tahun kerja di sana tapi akhirnya resign dan gabung di Ghostwriter Indonesia. Tak lain adalah … istri saya hahaha…..
Hemm … apakah para siswa itu memang berniat menulis secara profesional?
Faktanya emang gitu. Ada 40-an anak ikut di dalam sesi saya. Mereka lesehan tapi tekun dan aktif bertanya. Nggak disengaja, baju batik yang saya pakai mirip-mirip dengan corak batik mereka, hahaha ….
Ada anak yang udah bikin enam novel lho. Sebagian di-publish di Wattpad, katanya. Lainnya ada yang udah punya kumpulan puisi, cerpen, dll.
Sayang banget saya cuma dikasih waktu 90 menit. Rasanya kurang banget ya. Materi yang saya bagikan pada pembukanya adalah tentang impian. Bahwa semua orang berhak bermimpi, punya hak untuk menampikan keunggulan dirinya. Semua pasti punya punya keunggulan. Saya ajak mereka untuk mencintai diri mereka yang unik.
Saya tantang: “Mau selamanya di pojokan?”
Senang saat mereka dapat menemukan rasa percaya diri dengan keunggulan masing-masing. Saya ajari mereka untuk mengekspresikan impian itu dalam bentuk tulisan. Oh ya, saya pun buka rahasia tentang betapa enaknya jadi penulis. Memang event itu mewajibkan saya untuk berkisah tentang kesuksesan. Ya, kalau ndak sukses kenapa diundang ke sekolah untuk berbagi inspirasi, kan? Hahaha ….
Saya kisahkan betapa saya sudah menulis 60 buku dengan bayaran yang puluhan juta per bukunya. Hemm, mereka pun jadi tahu bahwa penulis pun bis ajadi profesi yang oke banget.
Sebagai penutup, saya bagi-bagikan buku untuk mereka. Duh, mereka berebut untuk bertanya agar dapat doorprize buku, hahaha…. Senangnya ketemu siswa-siswi SMP dan SMA Mahanaim Bekasi. Sampai jumpa di workshop menulis untuk siswa sekolah berikutnya!